Telah menjadi kenyataan bahwa generasi muda “gereja suku” semakin banyak yang tidak menguasai bahasa ibunya secara aktif. Sehingga cendrung lebih senang membaca Firman Tuhan dalam bahasa Indonesia dan ada keengganan membaca Alkitab dalam bahasa ibunya.
Untuk maksud itulah blog Akitab Dwibahasa Simalungun-Indonesia ini dibuat: mendorong generasi muda menyenangi membaca Alkitab dalam bahasa ibunya. Karena dalam Alkitab Dwibahasa ini setiap ayat dan pasal ditampilkan secara berdampingan dalam bahasa Simalugnun dan bahasa Indonesia.
Segi lain yang kami lihat, dari pengalaman pelayanan, Alkitab Dwibahasa juga dibutuhkan dalam pelayanan. Membaca, memahami suatu teks Firman dan penyampaiannya sering menjadi lebih jelas setelah membandingkan secara langsung dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Hal ini secara tidak langsung diharapkan dapat mendukung pelestarian bahasa daerah, dalam hal ini bahasa Simalungun, yang tergolong terancam punah di Indonesia, karena (sesuai ketentuan badan berwenang) penuturnya dibawah satu juta orang. Walaupun tidak angka yang pasti, jumlah total jiwa suku Simalungun kurang dari satu juta orang. Ini berdasarkan proyeksi jumlah warga GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun ini), tidak sampai 300.000 orang! Sementara warga Simalungun diluar GKPS kemungkinan kurang dari jumlah tersebut.
Melengkapi Alkitab Dwibahasa ini, juga dicantumkan Perikop Khotbah dan Pembacaan kebaktian minggu GKPS Januari sampai dengan Desember, yang juga menjadi perikop di gereja-gereja yang tergabung dalam UEM (United Evangelical Mission) di Indonesia dan di Asia.
Doa dan harapan saya, kehadiran blog Alkitab Dwibahasa Simalungun-Indonesia ini (dan juga Alkitab Dwibahasa Toba-Indonesia) dapat menjadi berkat bagi pembaca semua dan menjadi hormat dan kemulian bagi Tuhan Raja Gereja!
Terimakasih.
St. (Em.) Marhaposan Agustinus Purba